Cherreads

Chapter 88 - Memperingatkan Agar Tidak Mencari Tahu Dibalik Pertanyaannya

Elicia Shyrahen, gadis muda lebih tepatnya wanita muda yang ditolong oleh laki laki tidak dikenalinya sama sekali.

Tak cuma itu, Elicia tidak mengingat kejadian dimana dia dicegat dua preman saat pulang dari bekerja. Elicia merasa aneh, bagaimana tidak dia kehilangan ingatan secara misterius.

"Tunggu, bukankah kau juga bekerja di restoran Foodgris?"

Rem yang sejak tadi mengamati wanita muda itu, akhirnya bisa mengenalinya.

Dia juga sama sepertinya menjadi pelayan restoran, namun bedanya Rem menjadi pengantar pesanan pelanggan.

Rem tidak menyangka harus bertemu dengan wanita itu yang sangat jarang dia lihat selama berada di restoran. Entah karena pekerjaannya khusus didapur restoran menyajikan hidangan bagi para pembeli.

"Kamu benar, aku salah satu koki dari restoran Foodgris!"

Elicia akhirnya mengenalkan dirinya kepada Rem yang mana dia bekerja sebagai kaki didapur restoran Foodgris.

Elicia juga sering mendengar nama Rem, pelayan restoran Foodris yang terkenal senang dimarahi oleh pembeli.

Elicia memalingkan wajahnya kesamping, Rem ternyata laki laki yang tampan namun sayang sedikit bergeser otaknya alias sedikit bodoh.

"Kamu pasti Rem bukan?". Elicia memastikan ucapannya agar tidak salah.

"Yah, pak tua itu sering menceritakan tentangku kan? Kau sekarang baru mengenalku!"

Rem kesal terhadap pemilik restoran yang tak lain pak tua Jenskin, seenaknya memburuk burukkan namanya bagi pelayan restoran lainnya.

Tapi meski begitu, Rem setidaknya lega dikota ini terasa aman bagi dirinya mengamankan diri dari status buronan bumi saat ini.

"Jika aku tidak menolongmu tadi mungkin kau sudah!...

Rem menghentikan perkataannya sembari mengejek Elicia, membayangkan tak ada dirinya mungkin dia sudah, ah sudahlah.

"Jaga ucapanmu itu, jangan membuatku marah!" 

Elicia memasang wajah merah padam, tak senang dengan ejekan menghina baginya apabila dia sudah menjadi korban.

"Hahaha, seharusnya kau berterima kasih kepadaku karena telah menolongmu!"

"Lihat banyak orang lalu lalang, tapi mereka tak ada yang menghiraukanmu! Bukankah mereka hanya lebih dari sekedar pecundang takut untuk melawan?"

Rem duduk ditepi tangga, menjelaskan kepada Elicia agar berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan harga dirinya.

Jika saja dia tidak menolongnya, maka Elicia hidup dalam penuh trauma yang berat menjalani hidup begitu hampanya.

"Baiklah, terima kasih Rem! Kamu orang yang baik, aku berhutang budi padamu!"

"Lain kali aku akan mentraktirmu makan makan!"

Elicia mengalah dan mengucapkan rasa terima kasihnya.

Memang apa yang diucapkan oleh Rem benar adanya, Elicia sadar jika bukan karena dia yang menolong lalu siapa.

Orang yang lewat saja acuh saat dia dalam bahaya, Elicia merasa Rem adalah laki laki yang baik hati tak seperti yang lainnya.

"Itu dia, seharusnya kau katakan dari awal!"

Rem mengumpat kesal, bagaimana bisa berterima kasih harus dia lebih dulu yang memintanya.

"Hmm?"...

Hening sejenak!

Elicia dan Rem saling diam satu sama lain, mereka sibuk mengumpat satu sama lain karena merasa paling benar diantara mereka.

"Apa kau suka makan serangga?"

Tiba tiba Rem bertanya memecah keheningan.

"Hah?" Elicia mengangkat alisnya mendengar pertanyaan aneh macam apa itu yang dilontarkan olehnya.

"Cuma bercanda, serius sekali!"

Rem tersenyum sinis menatap wanita itu, Rem merasa Elicia tidak bisa diajak bercanda. 

"Terserah kamu saja, aku ingin pulang kerumah!"

Elicia berbalik ingin meninggalkan tempat ini karena hari sudah mulai larut malam.

Namun sebelum benar benar pergi dari sini, Elicia berhenti sejenak setelah mendengar ucapan dari Rem dari arah belakangnya.

"Senang bisa mengenalmu, aku harap kau tidak akan pernah tahu apa dibalik pertanyaan yang kau tanyakan didalam hatimu itu!"

Rem tahu Elicia pastinya kebingungan mengapa dia kehilangan ingatannya sementara waktu, Rem menyungging senyum kemenangan.

"Aku harap kau tidak akan bisa mencari tahunya!"

Setelah berkata itu Rem segera pergi meninggakkan Elicia yang termenung beberapa menit disana.

"Mengapa dia mengetahui apa yang ada didalam hatiku? Mungkinkah Rem bisa membaca fikiran?"

Elicia tak mempercayai Rem dapat mengetahui pertanyaan yang ingin ditanyakannya, meski mustahil untuknya jawab.

"Tidak, Rem hanya pelayan restoran yang sama ditempatku bekerja!"

"Dia hanya manusia biasa seperti pada umumnya!"

Tak mau ambil pusing Elicia bergegas pulang menuju rumahnya. Memikirkan hal itu tak ada habisnya, lebih baik dia beristirahat melepas lelah setelah menjadi koki ditempatnya bekerja.

More Chapters