Di Kehampaan yang tak berujung Luasnya, Satu-satunya Cahaya bersinar dalam kehampaan. Cahaya itu memancarkan keindahan yang begitu Istimewa dan Agung.
Lalu Cahaya itu mulai memancarkan keagungannya ke kehampaan, lalu Kehampaan Pun retak, lalu dari keretakan itu, terciptalah narasi, narasi itu mulai menatap Cahaya itu, dan narasi Pun menciptakan Sang penulis.
Sang Penulis tercipta lalu sang penulis diberikan wujud oleh cahaya putih itu, siluet bercahaya putih yang Indah, itulah wujud yang diberikan kepada sang penulis.
Sang penulis mulai bersujud, kepada Cahaya Putih itu, narasi yang tidak memiliki Wujud Pun juga bersujud kepada Cahaya Putih mutlak itu.
Lalu Cahaya Putih itu mulai memancarkan Cahaya-Nya kembali, dan terciptalah konsep suara dan konsep berbicara, dengan begitu Sang penulis dapat berbicara.
Sang penulis mulai mengangkat kepalanya, lalu Ia mulai berkata, "Wahai Tuhanku yang Agung, apakah ada yang bisa saya lakukan."
Cahaya putih itu mulai mewujudkan Manifestasinya, dan Manifestasi itu mulai berkata, "Sang penulis, itulah namamu."
Dan Sang Penulis mulai menatap orang didepannya, dan berkata, "Sang penulis, itukah namaku…"
Manifestasi itu mulai berkata kembali, "tugasmu adalah untuk menulis dan menggambar realitas, Kosmologi, dan Dimensi."
Sang penulis mulai mengangguk dengan pelan, "Baiklah, saya akan menciptakannya untukmu…"
Lalu Sang penulis mulai menciptakan pena, dan Sang penulis mulai menulis dalam kehampaan menggunakan pena yang Ia pegang. Dalam tulisan dan gambarnya itulah, Segalanya mulai tertulis dan terwujud.
Lalu Dalam Salah Satu dari tak terbatasnya cabang narasi yang mengandung Tak Terbatas realitas, mulai terwujud seseorang, ia adalah sang pencipta, yang akan menciptakan semua kehidupan dan kematian. Sang pencipta melihat ke atas tempat Di Luar Realitas, Ia sedang menatap sang penulis.
Sang pencipta mulai berbicara, "Wahai sang penulis, apakah yang harus saya ciptakan terlebih dahulu."
Di depan sang pencipta mulai tertulis sebuah tulisan dalam kehampaan, tulisan itu bertuliskan, "Wahai sang pencipta, ciptakanlah kehidupan, ciptakanlah kematian, dan ciptakanlah keharmonian yang abadi."
Sang pencipta mulai mengangkut. dan dari situ Ia mulai menciptakan kematian dan alam kematian, sebagai Realitas yang paling bawah. kemudian Ia menciptakan kehidupan dan Alam Tengah, sebagai realitas untuk para makhluk hidup. Dan terakhir Ia mulai menciptakan keharmonian dan alam Keabadian, sebagai tempat Peristirahatan Terawal dan terakhir setelah kematian.
Lalu Sang pencipta mulai menciptakan manusia, Dewa-dewa, dan entitas lainnya, lalu Setelahnya Sang pencipta menciptakan Sang Penenun.
Sang Penenun mulai menatap sang pencipta, lalu berkata, "Wahai sang pencipta, apa yang harus aku lakukan."
Sang pencipta Menjawabnya, "Sang Penenun, buatlah wujud dan tubuh, jiwa dan hati, eksistensi dan antitesis."
Sang Penenun mulai mengangguk, lalu Ia mulai menciptakan wujudnya sendiri, ia memiliki Wujud sebagai makhluk yang disebut laba-laba, Sang Penenun adalah laba-laba berwarna Hitam legam, lalu Sang Penenun Pun mulai menciptakan wujud dan tubuh, jiwa dan hati, Eksistensi dan antitesis, kepada segalanya yang diciptakan oleh Sang pencipta.
Segalanya mulai memiliki Wujud dan tubuh, Manusia, Dewa-dewa, dan entitas-entitas lainnya.
Ini adalah awal dari penciptaan segalanya, dan setelah penciptaan panjang ini, lebih dari tak terbatas Timeline yang telah terlewat, mulai lahir anak kecil, Ia adalah Vampir. Di sekitarnya ada Kakaknya, ada ibunya, dan ada ayahnya, serta beberapa orang lainnya.
Bayi itu mulai menangis, tangisan sebagai awal dari kehidupan sebuah makhluk hidup.
Sang ayah mulai berkata, "anakku, yang manis, namamu… Halvanhelev Paverschlev…"
Bayi itu mulai tertawa kecil, dan dari tawa itu semua orang yang disekitarnya mulai tertawa dan tersenyum, merayakan kelahirannya.
Inilah awal dari kehidupan Halvanhelev Paverschlev, di dunia yang tidak selalu indah.
—------
— To be continued